Sempat Cinlok

id Sempat Cinlok

Sempat Cinlok

Desy Selviany

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata Sekretaris? Apakah Anda membayangkan sesosok perempuan cantik dengan dandanan yang rapih dan bertutur kata sopan. Jika iya. Anda mungkin tidak salah. Karena hal seperti itu juga lah yang antara-sumbar.com temui ketika mewawancarai salah seorang sekretaris hotel di Kota Padang. Perempuan itu adalah Desy Selviany, seorang sekretaris di Hotel Pangeran Beach. Layaknya seorang komedian, selama 45 menit saya tak henti-hentinya disuguhi senyuman manis dan sesekali melemparkan lelucon dan membuat kami tertawa bersama. Agaknya seperti itulah, budaya yang dibentuk oleh seorang sekretaris. Rutinitas kantor, seperti laporan kerja pimpinan, notulen rapat, masalah karyawan hingga persoalan gaji karyawan tidak membuat perempuan kelahiran Padang, 7 Desember 1979 itu mengurangi jatah senyumnya kepada orang di sekitarnya, termasuk menghadapi keluhan karyawan. "Rutinitas ini harus dibawa enjoy aja. Selalu ada sisi yang bisa kita nikmati dalam bekerja," cetus perempuan berzodiak Sagittarius itu. Ketika ditanya tentang suka dukanya menjalani profesi sekretaris, Desy semakin bersemangat. Dia mengaku hampir tak ada hal negatif yang dia dapatkan selama hampir tujuh tahun bekerja di hotel berbintang empat itu. Bahkan, dia berkata sempat jatuh cinta pada salah seorang karyawan di hotel itu pada tahun pertama ia bekerja. "Iya, sempat cinlok(Cinta Lokasi) juga. Namun, gak jadi berlanjut. Itu hanya cinta-cintaan aja," kata ibu dua orang anak itu tersipu. Selain itu, dengan berprofesi sebagai sekretaris yang mengurusi jadwal pimpinan dan tetek bengek persoalan karyawan membuatnya kian banyak mengenal karakter berbeda. Hal itu, membuatnya banyak belajar dan semakin luas memandang sebuah persoalan. Meski budaya sekretaris menjadikan Desy sebagai sosok yang selalu ramah dan tidak jarang "mengobral senyuman", namun alumni D3 Politeknik Program Studi Telekomunikasi Universitas Andalas, Padang angkatan '97 itu tetap tidak melunturkan sikap tegasnya dalam bekerja. Buktinya, dia mengaku pernah mem-PHK tiga orang karyawan di sana, karena melakukan pelanggaran berat, di antaranya berkelahi sesama karyawan dan ketahuan mencuri. Namun, di balik itu dia tetap mengedepankan pendekatan personal untuk menghadapi setiap polah tingkah para karyawan sebelum mengambil tindakan. Di sisi lain, ketika dimintai tanggapannya terhadap pandangan sinis masyarakat terhadap profesi sekretaris dan mengidentikan profesi itu dengan hal-hal negatif seperti perselingkuhan dan pelecehan seksual. "Memang, hal seperti itu sempat juga saya dengar dari curhatan teman-teman saya yang seprofesi. Tapi, Alhamdulillah saya tidak pernah mengalaminya. Makanya, saya betah hingga hampir tujuh tahun di sini," akunya sambil tersenyum dengan komentarnya yang terkesan ringan. Untuk itu, Desy juga ingin memotivasi kaum perempuan lainnya, khususnya para pelajar dan mahasiswa yang mendambakan profesi sekretaris kelak, khususnya di hotel. "Segala sesuatunya akan baik-baik saja, kalau kita bisa menjaga diri dan tidak menciptakan peluang. Profesi sekretaris itu sebenarnya lebih banyak enaknya," kata sekretaris yang sebelumnya juga pernah menggeluti dunia valuta asing sebagai broker atau pialang itu. Salah satunya, persoalan makanan. Desy mengaku telah banyak mencicipi masakan luar negeri. "Itu salah satu keuntungannya kerja di hotel. Kita bisa mencicipi makan dari negara lain yang gak mungkin ada di toko-toko, kecuali restoran khusus. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan hotel, seperti bisa menginap di hotel lain," papar perempuan yang juga menjabat sebagai sekretaris di Hotel Pangeran City itu. (Wahdi Septiawan)