Para Pemimpin Agama Dunia Menandatangani Deklarasi Penghapusan Perbudakan Modern

id Para Pemimpin Agama Dunia Menandatangani Deklarasi Penghapusan Perbudakan Modern

VATICAN CITY, 4 Desember 2014 (ANTARA/PRNewswire) --

-

Pada Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, para pemimpin agama menandatangani deklarasi bersama yang menyatakan perbudakan modern, yang mencakup perdagangan manusia, buruh dan prostitusi paksa, perdagangan organ tubuh manusia, dan segala tindakan yang merusak keyakinan fundamental bahwa semua manusia itu memiliki harkat, martabat, dan kebebasan yang sama, merupakan kejahatan berat terhadap kemanusiaan, dan hal ini harus diketahui dan disadari oleh semua orang dan bangsa di seluruh dunia-

Komitmen bersama ini mendorong munculnya berbagai aksi secara spiritual dan praktik oleh seluruh agama dan orang-orang di seluruh dunia untuk memberantas perbudakan modern dari muka bumiDi Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Global Freedom Network (GFN) berhasil menyatukan seluruh pemimpin agama yang meliputi Kristen Katolik, Anglikan dan Ortodoks, Budha, Hindu, Yahudi, dan Islam, agama-agama yang bersatu mendeklarasikan satu komitmen kemanusiaan bersama: Untuk menghapus perbudakan modern hingga tahun 2020 dari muka bumi selamanya karena merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Untuk melihat siaran pers multimedia, silakan klik: http://www.multivu.com/players/English/7391151-faith-leaders-eradicate-slavery

Pada event tersebut, seluruh pemimpin agama menandatangani Deklarasi Bersama Pemimpin Agama Melawan Perbudakan Modern. Deklarasi ini ditandatangani oleh:

- Katolik: Paus Francis

- Hindu: Yang Mulia Mata Amritanandamayi (Amma)

- Budha: Zen Master Thich Nhat Hanh (Thay) (yang diwakili oleh Yang Mulia BhikkhuniThich Nu Chan Khong) dan

- Budha: Ven Datuk K Sri Dhammaratana Nayaka Maha Thero - Kepala Pendeta Tertinggi Malaysia

- Yahudi: Rabbi Dr. Abraham Skorka

- Yahudi: Rabbi Dr. David Rosen

- Ortodoks: Yang Mulia Ecumenical Patriarch Bartholomew (yang diwakili oleh Yang Mulia Metropolitan Emmanuel of France)

- Islam: Mohamed el-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar (yang diwakili oleh Dr. Abbas Abdalla Abbas Soliman, Wakil Menteri Luar Negeri AL Azhar Alsharif)

- Islam: Grand Ayatollah Mohammad Taqi al-Modarresi

- Islam: Grand Ayatollah Sheikh Basheer Hussain al Najafi (yang diwakili oleh Sheikh Naziyah Razzaq Jaafar)

- Islam: Sheikh Omar Abboud

- Anglikan: Uskup Agung Canterbury Most Revd and Right Hon Justin Welby

Dukungan juga datang dari Yang Mulia Ecumenical Patriach Bartholomew dan dari Ayatollah Agung Sheikh Basheer Hussain al Najafi yang tidak dapat menghadiri seremoni ini namun memiliki komitmen yang sama kuatnya untuk memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia.

Siaran ini dapat diunduh di: http://www.multivu.com/players/English/7391151-faith-leaders-eradicate-slavery dan di situs GFN: http://www.globalfreedomnetwork.org

Sebagai salah satu bapak pendiri Global Freedom Network, Andrew Forrest dari Walk Free Foundation (http://www.walkfreefoundation.org), menjadi saksi event bersejarah tersebut dan mengajak seluruh perusahaan dan para pemimpin internasional turut bergabung dengan para pemimpin agama untuk melawan perbudakan modern.

Event ini menjadi ajang yang pertama dalam sejarah dimana para pemimpin agama Kristen Katolik, Anglikan dan Ortodoks, Budha, Hindu, Yahudi, dan Islam bersatu untuk bersama-sama mendaklarasikan satu komitmen perjuangan bersama melawan perbudakan.

Deklarasi Bersama Pemimpin Agama Melawan Perbudakan Modern

"Kami, yang bertandatangan di bawah ini, berkumpul bersama di hari ini untuk mewujudkan sebuah prakarsa bersejarah yang menginspirasi seluruh umat manusia dimanapun untuk mengambil tindakan baik secara spiritual maupun praktik guna memberantas perbudakan modern di seluruh dunia hingga tahun 2020 dan untuk selamanya.

Di mata Tuhan*, tiap manusia merdeka dan sama kedudukannya, baik itu wanita, pria, tua, muda, kaya ataupun miskin, dan ditakdirkan untuk setara dan sederajat. Perbudakan modern, yang mencakup perdagangan manusia, buruh dan prostitusi paksa, perdagangan organ tubuh manusia, dan segala tindakan yang merusak keyakinan fundamental bahwa semua manusia itu memiliki harkat, martabat, dan kebebasan yang sama, merupakan kejahatan berat terhadap kemanusiaan.

Hari ini, kami berikrar untuk berjuang sekuat tenaga kami, di dalam agama kami masing, untuk bekerjasa sama mewujudkan kemerdekaan semua orang yang menjadi korban perbudakan dan perdagangan manusia sehingga mereka dapat kembali mengukir masa depan mereka yang cerah. Hari ini, kami memiliki kesempatan, kesadaran, kebijaksanaan, inovasi, dan teknologi untuk meraih tujuan yang sangat penting bagi kemanusiaan."

*Imam Besar Al Azhar menggunakan "agama"

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.globalfreedomnetwork.org

Selama dan setelah event seremoni tersebut, foto dan video beresolusi tinggi tersedia secra gratis di situs GFN: http://www.globalfreedomnetwork.org dan di http://www.multivu.com/players/English/7391151-faith-leaders-eradicate-slavery

Silakan kunjungi juga situs media sosial kami: Twitter @gfn2020 (#EndSlavery)

Tentang perbudakan modernPerbudakan modern adalah perampasan sistematis kebebasan seseorang, pelecehan tubuh sang korban, contohnya melalui mutilasi dan pengambilan organ tubuh, untuk tujuan dan kepentingan pribadi seseorang atau untuk ekploitasi komersial. Menurut Indeks Perbudakan Global 2014 (http://www.globalslaveryindex.org) yang dirili oleh mitra anggota GFN, Walk Free Foundation (http://www.walkfreefoundation.org), hampir 36 juta orang kini terjebak di dalam tindak perbudakan modern. Mereka adalah orang-orang yang telah kehilangan kemerdekaan mereka dan telah dieksploitasi untuk kepentingan individu dan komersial. Menurut Organisasi Buruh Internasional, laba total yang dihasilkan dari penggunaan buruh paksa di sektor swasta di seluruh dunia mencapai 150 miliar dolar/tahun.

Global Freedom NetworkGlobal Freedom Network (GFN) adalah jaringan global yang didasarkan atas agama dengan visi dan tujuan untuk memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia di seluruh dunia dan untuk selamanya. Organisasi ini didirikan pada tanggal 17 Maret 2014 di Vatikan. Nota Kesepahaman dan Pernyataan Bersama yang membentuk GFN disahkan dan ditandatangani oleh CasinaPio IV, Lambeth Palace, Masjid Al Azhar, dan Walk Free Foundation.

GFN telah merancang enam langkah aksi untuk mewujudkan visinya; memobilisasi komunitas yang berlatar agama, menginspeksi rantai pasokan untuk mewujudkan peraturan pembelian dan pengadaan barang dan jasa yang etis, memberantas buruh dan prostitusi paksa, meningkatkan perawatan terhadap para korban dan mereka yang selamat dari tindak perbudakan modern, mendorong terciptanya reformasi dan penegakan hukum, memfasilitasi dan meningkatkan edukasi dan kesadaran, dan melakukan penggalangan dana untuk menjalankan tugas-tugas GFN

Kontak Pers

CNC - Communications & Network Consulting

Max Hohenberg

max.hohenberg@cnc-communications.com

+49-172-899-6264

Marie von Bismarck

marie.bismarck@cnc-communications.com

+49-172-853-2927

Sumber: Global Freedom Network