Penggemar Meninggal Setelah Perkelahian Nodai Atletico-Deportivo

id Penggemar Meninggal Setelah Perkelahian Nodai Atletico-Deportivo

Madrid, (Antara/AFP) - Seorang penggemar sepak bola meninggal dunia akibat serangan jantung menyusul perkelahian yang terjadi di dekat stadion Atletico Madrid, Vicente Calderon, sebelum sang juara bertahan Liga Spanyol menang 2-0 atas Deportivo La Coruna pada Minggu, kata juru bicara rumah sakit. "Ia tidak bisa diselamatkan akibat serangan jantung dan meninggal dunia di unit perawatan intensif," kata juru bicara Klinik Rumah Sakit Madrid. Setidaknya 11 orang cedera, kata bagian medis gawat darurat. Polisi mengkonfirmasi bahwa 24 orang telah ditahan pada insiden yang berlangsung di jalan-jalan yang paralel dengan Sungai Manzanares, yang mengelilingi stadion. Layanan gawat darurat mengatakan bahwa seorang pria 43 tahun, yang merupakan penggemar Deportivo, juga menderita hipotermia dan cedera kepala setelah diangkat dari sungai yang membeku oleh para pemadam kebakaran. Media Spanyol melaporkan bahwa penggemar yang meninggal dunia merupakan anggota kelompok "Ultras" Riazor Blues dan meninggalkan seorang putra berusia empat tahun. Seorang petugas polisi menjadi salah satu dari 11 orang yang dirawat karena cedera ringan. Di antara sebagian orang yang ditahan adalah para anggota Riazor Blues, kelompok "Ultras" Atletico Frente, dan "Ultras" dari Bukaneros, dan kelompok-kelompok "Hooligan" Alkor yang mendukung klub-klub dari Madrid, Rayo Vallecano dan Alcorcon. Menteri kebudayaan, pendidikan, dan olahraga Spanyol Jose Ignacio segera merencanakan melakukan pertemuan darurat dengan komisi anti kekerasan pada Senin pagi. "Insiden yang kita lihat hari ini merupakan tipe hal-hal yang tidak pernah kita inginkan di olahraga," ucapnya. Presiden kedua klub menggunakan media untuk mengecam kekerasan yang terjadi. "Kami tidak dapat memberikan detail-detail karena kami tidak mengenal mereka dan mereka sedang diperiksa," kata presiden Atletico. "Saya ulangi bahwa baik Atletico Madrid atau Deportivo tidak terkait dengan grup-grup radikal yang memiliki sejarah dan kisah-kisahnya sendiri." Sementara itu, presiden Deportivo Tino Fernandez mengatakan klub akan mendukung keluarga almarhum. "Kami ingin mengekspresikan bahwa kami dengan tegas menolak kekerasan. Saat ini, kami belum mengetahui detail-detailnya dan ini merupakan berita yang tragis." "Klub-klub perlu bertindak sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Posisi kami sudah jelas dan kami menyesali apa yang terjadi." Sebelumnya Liga Sepak Bola Spanyol (LFP) mengklaim pernyataan bahwa mereka berusaha menunda pertandingan sebelum dimulai. "LFP geram dengan insiden-insiden yang terjadi pada Minggu pagi di dekat Stadion Vicente Calderon menjelang pertandingan antara Atletico Madrid dan Deportivo La Coruna." "LFP tegas dengan niatnya untuk menunda pertandingan, namun itu mustahil. Institusi ini bekerja bersama Persatuan Para Penggemar (Fans United), kepolisian nasional, dan semua klub untuk menghapus kekerasan, rasisme, xenophobia, dan intoleransi di sepak bola profesional." Seorang penggemar Real Sociedad, Aitor Zabaleta, meninggal dunia setelah ditusuk di dekat Stadion Calderon sebelum pertandingan pada Desember 1998. Ricardo Guerra Cuadrado, anggota grup sayap kanan penggemar Atletico, dihukum 17 tahun penjara karena melakukan pembunuhan tersebut. "Mereka tidak mewakili keluarga institusi sepak bola manapun apakah itu Atletico Madrid, Deportivo, Rayo, atau tim-tim yang terimplikasi kasus ini," kata kapten Atletico Diego Godin. "Kita harus menghapus mereka dari olahraga, karena ini adalah olahraga, ini adalah permainan yang sangat indah bagi jutaan orang, dan orang-orang ini tidak mewakili siapapun." Ketua eksekutif Atletico Miguel Angel Gil Marin meminta semua orang yang melihat kejadian itu melaporkannya kepada polisi. Bagaimanapun, pelatih Atletico Diego Simeone menegaskan bahwa masyarakat Spanyol harus mengatasi masalah ini, dan bukan menyerahkannya hanya kepada klub-klub sepak bola. "Ini merupakan masalah sosial, bukan hanya sepak bola. Mereka adalah orang-orang yang hidup untuk kaus, itulah penggemar tim, namun ini merupakan masalah sosial." (*/sun)