Perpustakan Nasional Dorong Revolusi Mental Gemar Membaca

id Perpustakan Nasional Dorong Revolusi Mental Gemar Membaca

Jakarta, (Antara) - Perpustakaan Nasional mendorong generasi muda untuk senantiasa aktif gemar membaca sebagai bagian dari revolusi mental guna perubahan Indonesia ke arah lebih baik. "Gerakan gemar membaca selalu didorong untuk menjadikan manusia menjadi lebih cerdas," kata Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka Jasa Informasi Welmin Sunyi Ariningsih di Jakarta, Senin. Usia membuka pameran Perpustakaan Nasional dalam rangka hari perpustakaan dan gemar membaca di aula kantor tersebut, Welmin mengatakan, gemar membaca menjadi bagian dari revolusi mental manusia. "Ini seperti didengungkan Pak Jokowi, membaca adalah bagian dari revolusi mental," ujarnya. Menurut dia, gerakan gemar membaca yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional dari segi fasilitas pendukung telah lengkap, bahkan buku-buku perjalanan sejarah dari masa ke masa telah dijadikan sebagai arsip nasional. Harapannya, katanya, agar generasi muda mengetahui proses sejarah bangsa Indonesia dari masa penjajahan, merdeka sampai pada masa reformasi hingga kini. "Seluruh koleksi Perpus Nasional seperti naskah kuno, buku perjalanan sejarah, arsip koran lama sebelum kemerdekaan dikeluarkan untuk menggugah kembali kesadaran generasi muda menjadikan bangsa Indonesia cerdas, berkarakter, dan berkepribadian yang baik," katanya. Kegiatan bulan gemar membaca yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional, kata dia, bertujuan sebagai dedikasi kepada masyarakat dan tidak sekadar menjadi tempat tumpukan buku-buku tua. "Perpustakaan ini hadir untuk dikenal masyakat luas bukan hanya menjadi tempat terkumpulnya seluruh buku, tetapi juga sebagai ajang pemberian apresiasi kepada anak Indonesia yang mempunyai karya di dalamnya. Meskipun zaman dulu tapi punya khas," katanya. Dalam kegiatan itu, turut pula dipamerkan koleksi reproduksi karikatur karya Agustinus Sibarani dengan judul "Hitam Putih Indonesia dalam Goresan". Karya dipamerkan pernah dimuat diberbagai surat kabar langka, seperti Bintang Timur sebelum Indonesia merdeka. Saat ini korannya menjadi koleksi Perpustakaan Nasional. "Kita telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perpustakaan baik di Indonesia maupun belahan dunia. Selain itu, karya Agustin Sibarani yang dimuat di koran tua sengaja kita angkat karena banyak mengandung informasi di eranya," katanya. Selain pameran "on site" karya Agustin Sibrani, juga bisa dilihat secara dalam jaringan di halaman khusus portal Perpusnas www.pnri.go.id. Hal itu, bertujuan memberikan informasi layanan koleksi Perpustakaan Nasional kepada masyarakat. Kegiatan pendukung lainnya dalam rangkaian kegiatan Perpustakaan Nasional digelar selama sepekan, 15-18 September 2014, di antaranya pameran foto dan tulisan pendidikan, seminar dan lokakarya, serta pementasan drama "reading" dan musikal dari naskah I La Galigo bekerja sama dengan Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia. (*/jno)