Bank Sampah "Kurnia" Utamakan Pengurangan Limbah

id Bank Sampah "Kurnia" Utamakan Pengurangan Limbah

Yogyakarta, (Antara) - Bank Sampah "Kurnia" di Dusun Plawonan RT 06, Desa Argomulyo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta mengutamakan pengurangan sampah di lingkungan sekitarnya daripada mengejar nilai ekonomis sampah. Bank sampah itu sendiri telah menjadi usaha sambilan bagi masyarakat di kawasan Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu. "Bank sampah di sini memang bisa memberi penghasilan. Tetapi yang lebih utama adalah mengurangi sampah tanpa membakarnya karena pembakaran itu mengeluarkan emisi gas berbahaya bagi lingkungan," kata Sekretaris Bank Sampah "Kurnia" Sri Purwaningsih di Yogyakarta, Rabu. Sebagai gambaran, Sri mendapatkan penghasilan sekitar Rp300 ribu per bulan dari bank sampah yang dikelola oleh kelompoknya saat banyak orderan. Kendati demikian, pendapatan itu dapat berubah-ubah bahkan kurang dari itu sesuai pesanan. "Maka dari itu, bank sampah di sini bukan untuk mengejar keuntungan semata, tapi untuk mengurangi sampah dengan memanfaatkannya," ungkap dia. Diceritakannya, kecenderungan masyarakat Dusun Plawonan sebelum ada bank sampah adalah membakar sampah tanpa berupaya mendaurulangnya. Sehingga sampah yang sejatinya dapat diolah justru disia-siakan begitu saja. Namun kini, masyarakat memiliki kecenderungan menjual sampah bernilai ekonomis kepada bank sampah. Sri mengatakan bank sampah itu bertindak sebagai pengepul sampah bernilai ekonomis seperti plastik kresek, kertas dupleks, koran bekas dan pecahan kaca. Beberapa limbah dibeli oleh Bank Sampah Kurnia dan dihargai seperti plastik kresek seharga Rp500/kilogram, kertas dupleks Rp500/kg, koran Rp1.600/kg, pecahan kaca Rp100/kg. Selanjutnya dari sampah yang dibeli lalu diolah menjadi berbagai produk. "Tapi kalau untuk bekas baju sementara ini kami belum mengolahnya," tuturnya. Selanjutnya, masih kata Sri, sampah itu diolah menjadi berbagai produk seni dan peralatan. Di antaranya seperti vas bunga, tas "laundry" (cucian) dan tempat pensil. Awalnya, kata Sri, pengolahan sampah lewat bank sampah itu dirintis oleh mahasiswa KKN UGM dan diintensifkan oleh Pertamina secara lebih terorganisasi. "Sejak ada pembinaan dari KKN UGM dan dilanjutkan oleh pihak Pertamina membuat kami berpikir dan tergerak untuk mengolah sampah. Kalau dari KKN itu kami menjadi tahu tentang bahaya membakar sampah dan manfaat mengelolanya. Kalau dari Pertamina kami dilatih secara lebih intensif lagi dalam mendaur ulang sampah sampai bisa dijual," kata dia. Bank Sampah Kurnia sendiri merupakan kelompok gerakan hijau yang dikelola oleh masyarakat sekitar Plawonan. Bank sampah tersebut merupakan salah satu usaha binaan PT Pertamina yang menjadi bagian dari program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR). (*/sun)